Sejarah Boneka Seks

Dutch Wife kini jadi buah bibir. Gara-gara kehadiran boneka seks bikinan Jepang yang terlihat sangat mirip dengan manusia. Mata, kulit, seakan nyata.  Pembeli bahkan dapat memilih sesuai yang diinginkan: ukuran payudara, warna rambut, hingga bentuk jemarinya.

Dikutip dari Liputan6.com, keberadaan boneka seks sudah lama ada. Bahkan bisa ditelusuri sejak zaman  Yunani kuno. Lewat legenda Pygmalion, seorang pematung jatuh cinta pada sosok perempuan cantik hasil pahatannya sendiri. Ia berdoa gadis yang dicintainya menjadi nyata, permohonannya dikabulkan, mereka pun hidup bahagia selamanya.

Menurut buku The Erotic Doll karya  Dr Marquard Smith, kepala studi doktoral sekaligus pemimpin riset Royal College of Art’s School of Humanities, dalam kisah asli Ovid, diindikasikan sang pematung itu tidak hanya mencintai hasil karyanya tapi juga melakukan hubungan seks dengan benda itu.

Kisah lain menyebut, ahli pidato Yunani Athenaeus menulis tentang seorang pria yang memiliki hubungan cinta secara fisik dengan patung Cupid. Contoh yang relatif lebih baru menyebut, seorang tukang kebun dilaporkan terpergok saat hendak berhubungan seksual dengan replika Venus de Milo pada 1877.

"Sepanjang sejarah, sejumlah pria punya kecenderungan untuk berhubungan badan dengan benda berbentuk perempuan," demikian ditulis Julie Beck, editor situs The Atlantic, seperti dikutip oleh Liputan6.com pada Minggu (17/8/2014).

Para pelaut di masa lalu seringkali menggunakan pakaian untuk membuat boneka kekasih yang disebut dame de voyage -- dalam Bahasa Prancis atau dama de viaje dalam Bahasa Spanyol.

Kini, di Jepang era modern, marak industri boneka seks dikenal sebagai 'Dutch wives' -- merujuk pada boneka kulit dari Abad ke-17 yang dibawa pelaut Belanda yang pada masa itu memiliki hubungan dagang dengan penduduk Negeri Sakura.

Meski boneka pelaut hanya pengganti bentuk perempuan secara umum, ada sejumlah kasus di mana seseorang membuat boneka sebagai pengganti orang tertentu. Pada 1916, seniman Austria-Hungaria, Oskar Kokoschka dicampakkan oleh kekasihnya, pianis sekaligus komposer Alma Mahler.

Cintanya kepada Mahler membuat sang seniman memutuskan membuat boneka tiruan. Meski akhirnya ia kecewa, lalu membakar atau menguburnya.

Namun, boneka seks versi awal yang dikenal publik adalah karya sejenis manekin yang dibuat Man Ray dan Salvador Dali. Karya berjudul 'Mannequin Street' yang ditampilkan di Exposition International du Surrealisme di Galerie des Beaux-Arts pada 1938. Yang menampilkan patung mirip manusia dengan pose erotis.

Boneka Seks Hitler


Konon Adolf Hitler pun memerintahkan pembuatan boneka seks. Bos Nazi itu memberi titah pada seorang komandan SS untuk mendesain benda itu untuk dipakai tentara Jerman dalam Perang Dunia II -- untuk mencegah mereka melampiaskan nafsu pada perempuan non-Arya.

Boneka seks tersebut adalah bagian dari "the Borghild Project", misi rahasia pada tahun 1940-an yang adalah buah pikiran dari pemimpin SS Heinrich Himmler -- yang menjadi orang pertama yang memperingatkan Hitler soal bahaya sifilis.

"Bahaya terbesar di Paris adalah kehadiran PSK yang meluas dan terkontrol," kata Himmler dikabarkan melapor dalam laporannya, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail.

Proyek tersebut fokus pada penciptaan boneka yang muat dimasukkan di ransel para serdadu. Artis Hungaria, Kathy von Nagy awalnya dilirik jadi model. Namun sang artis menolak, maka Nazi memilih bentuk mirip perempuan pirang bermata biru.

Sebanyak 50 boneka dipesan untuk tentara Himmler. Namun, 2 tahun kemudian, proyek tersebut mandeg. Gara-garanya, para tentara menolak membawanya. Malu bukan main kalau sampai tertangkap musuh.

Graeme Donald adalah penulis yang menemukan keberadaan boneka seks Nazi saat menginvestigasi sejarah boneka Barbie. "Ketika saya sedang meneliti ini saya menemukan referensi untuk boneka seks Nazi dan menemukan bahwa Hitler telah memerintahkan pembuatannya," kata dia.

Benar atau tidak kabar tersebut, boneka seks komersial memang punya akar di Jerman. Saat boneka Bild Lilli yang memiliki tinggi 11,5 inchi diciptakan pada 1950-an dan meniru bentuk perempuan seksi dan terinspirasi karakter komil dewasa, Lili.

Dalam bukunya, The Sex Doll: A History,  Anthony Ferguson menyebut Bild Lilli adalah 'karikatur pornografi'. Meski dipasarkan untuk pria dewasa, boneka tersebut secara luas dianggal sebagai inspirasi Barbie.

Di Amerika Serikat, boneka seks pertama kali diiklankan di majalah porno sekitar tahun 1968, ketika menjual perangkat seks lewat media massa dilegalkan. Pada 1980-an, boneka semacam itu bisa ditemukan di banyak sex shop -- sebagian besar jenis tiup mirip balon.

Lompatan besar industri boneka seks terjadi pada akhir 1990-an, ketika seniman Matt McMullen mulai menggarap proyek pembuatan manekin dari bahan silikon, dan mendokumentasikan perkembangan usahanya itu di situs internet.

Sepanjang sejarah, pencipta dan pengguna boneka seks, mayoritas adalah pria. Dalam bukunya, Studies in the Psychology of Sex yang terbit pada 1936, psikolog Inggris,  Henry Havelock Ellis, menulis bahwa laki-laki lebih visual, sementara wanita lebih imajinatif dan lebih mengandalkan rasa sentuhan.

Dan, ada banyak alasan seseorang memutuskan untuk memiliki boneka seks. Ada yang ingin bersenang-senang, beberapa menderita kecemasan sosial atau keterbatasan fisik yang membuat mereka sulit untuk memiliki hubungan dengan sesama manusia.

Atau, "Wanita tidak bisa ditebak dan boneka adalah sosok yang sabar; wanita akan meninggalkan Anda dan boneka, mereka tak akan ke mana-mana."

SHARE ON:

Hi, Saya Julia Santika, saya hanyalah seorang blogger biasa yang suka share tentang berita yang biasa-biasa saja. Salam kenal :-)

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment