Kisah Awal Mula Pohon Cemara Dijadikan Pohon Natal
Pohon Natal sesungguhnya terbuat dari pohon cemara. Tapi tahukah Anda, kenapa pohon cemara yang dipilih sebagai pohon Natal? Apakah karena pohon ini lantaran kuat kokoh saat musim salju.
Konon, suatu hari, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Prancis. Saat tengah dalam perjalanan, St Bonifacius melihat sekelompok orang yang hendak mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak.
Merasa iba melihat anak tersebut, St Bonifacius langsung beraksi. Dia merobohkan pohon oak tersebut dengan sekali pukulan tangannya. Dari pohon oak yang runtuh itu, tumbuh sebuah pohon cemara.
Seperti yang dikutip dari liputan6.com, cerita lain mengisahkan saat tokoh reformasi gereja bernama Martin Luther tengah berjalan-jalan pada suatu malam di hutan Jerman. Dia terkesan melihat keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan.
Martin Luther kemudian menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti di hutan, dia memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut. Sejak itu, pohon cemara tenar sebagai hiasan di Jerman.
Mulai Abad 16, sekitar tahun 1510, penduduk Jerman menyebar ke luar negeri hingga Amerika. Sejak itulah, tradisi pemasangan pohon Natal di sejumlah negara dimulai. Mereka kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah.
Pohon cemara ini diyakini melambangkan ‘hidup kekal’ berdasarkan sifat pohon tersebut yang pada umumnya selalu berdiri tegak dan hijau saat musim salju dibanding pohon lainnya yang rontok.
Konon, suatu hari, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Prancis. Saat tengah dalam perjalanan, St Bonifacius melihat sekelompok orang yang hendak mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak.
Merasa iba melihat anak tersebut, St Bonifacius langsung beraksi. Dia merobohkan pohon oak tersebut dengan sekali pukulan tangannya. Dari pohon oak yang runtuh itu, tumbuh sebuah pohon cemara.
Seperti yang dikutip dari liputan6.com, cerita lain mengisahkan saat tokoh reformasi gereja bernama Martin Luther tengah berjalan-jalan pada suatu malam di hutan Jerman. Dia terkesan melihat keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan.
Martin Luther kemudian menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti di hutan, dia memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut. Sejak itu, pohon cemara tenar sebagai hiasan di Jerman.
Mulai Abad 16, sekitar tahun 1510, penduduk Jerman menyebar ke luar negeri hingga Amerika. Sejak itulah, tradisi pemasangan pohon Natal di sejumlah negara dimulai. Mereka kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah.
Pohon cemara ini diyakini melambangkan ‘hidup kekal’ berdasarkan sifat pohon tersebut yang pada umumnya selalu berdiri tegak dan hijau saat musim salju dibanding pohon lainnya yang rontok.
0 comments:
Post a Comment